Karya Rakitan Kendaraan Listrik: Masih Keren Nggak Sih di Tahun 2026?
Artikel ini Cuma OPINI ADMIN.
Ayo kita tengok masa lalu, sekitar tahun 2010 sampai 2017?.
Kalau kita lihat ada mobil gokart listrik rakitan, moge listrik custom yang
garang, mobil wahana Listrik yang penuh keindahan seni, atau bahkan sepeda Listrik,
gerobak Listrik hingga becak istrik modifikasi yang unik, rasanya keren banget,
kan? Mata langsung kagum, mulut secara ingin bilang wow, dan kita pasti
kepikiran, "mantap bener, ini karya kreatif banget!" Ya, tapi itu
dulu.
Sekarang, di tahun 2026 ini, suasananya sudah beda.
Sepertinya, karya rakitan kendaraan listrik sudah nggak lagi dianggap
se-"wah" dulu oleh masyarakat umum. Kenapa ya? Ada beberapa
penyebabnya, mari kita bedah satu per satu.
1. Regulasi Plat Biru: Dari Keren Jadi Legal Nggak Ya?
Dulu, hal utama yang membuat rakitan kendaraan listrik
jadi keren adalah kebaruan dan keunikan konsepnya. Kreativitas lebih
diunggulkan daripadasoal regulasi bahkan legalitas di jalan raya, karena memang
belum ada aturannya yang jelas. Yang penting bisa jalan, bisa dipamerin, udah
top banget!
Namun, di tahun 2026 ini, regulasi plat biru
untuk kendaraan listrik sudah mulai banyak diterapkan. Masyarakat yang tadinya
cuma mengagumi, sekarang jadi bertanya-tanya, "Ini legal nggak ya
kalau dipakai di jalan?" Pertanyaan ini seringkali muncul di benak
mereka. Ketika sebuah karya harus berhadapan dengan birokrasi dan legalitas,
daya tarik "keren" itu sedikit banyak jadi luntur. Kecemasan akan
razia atau masalah hukum tentu mengurangi minat masyarakat untuk mengapresiasi,
apalagi ikut membuatnya.
2. Sudah Banyak yang Punya: Dari Unik Jadi Mainstream?
Dulu, orang yang punya atau bisa bikin kendaraan
listrik rakitan itu jumlahnya masih sangat sedikit. Ibaratnya, mereka adalah
pelopor atau orang-orang yang sangat pionir hobbies di bidangnya. Jadi, wajar
kalau setiap ada penampakan karya rakitan, langsung jadi pusat perhatian.
Sekarang?
Jumlah pengguna motor listrik dan mobil listrik sudah melonjak drastis,
terutama berkat berbagai insentif dan program pemerintah. Bahkan, tak sedikit
komunitas atau individu yang sudah mencoba merakit sendiri. Ketika sesuatu yang
tadinya langka dan unik jadi makin banyak yang punya, efek "wow"-nya
pun otomatis berkurang. Karya rakitan yang dulu dianggap istimewa, kini mungkin
sudah dianggap biasa saja. "Ah, dia juga bisa bikin kok," atau
"Udah sering lihat yang kayak gini," mungkin jadi gumaman yang
lebih sering terdengar.
3. Media Sosial: Dulu Teman, Sekarang Netizen Sejagad Raya
Ini juga faktor penting yang nggak bisa kita abaikan.
Coba kita bandingkan era media sosial dulu dengan sekarang:
- Dulu (sekitar 2010-2017): Media sosial seperti Facebook atau Twitter lebih banyak kita gunakan untuk terhubung dengan teman-teman atau lingkaran sosial terdekat. Jadi, ketika kita posting karya rakitan kendaraan listrik, yang melihat dan memberi respons adalah orang-orang yang memang kenal kita, yang mungkin tertarik dan memberikan apresiasi positif. Lingkungan sosialnya lebih "mendukung". Dampak positif bisa terasa lama.
- Sekarang (Tahun
2026): Algoritma media
sosial sudah berubah total. Dulu, hampir 100% postingan kita sampai ke
teman-teman. Tapi, riset terbaru menunjukkan bahwa di beberapa platform
besar, konten yang kita lihat di feed kita saat ini hanya
sekitar 7%-17% yang berasal dari teman atau akun yang kita ikuti secara
langsung. Selebihnya, adalah konten yang direkomendasikan oleh
algoritma, yang berasal dari "netizen luas" yang tidak kita
kenal.
·
Sumber Data META : 📊 Data Pendukung
(2024–2025):
·
1. ⏬ Interaksi antar teman turun drastis:
·
- Facebook: 22% → 17%
·
- Instagram: 11% → 7%
Apa dampaknya? Trending
kendaraan Listrik tidak bisa berlangsung lama, langsung tertimbun oleh konten
lain. Karya rakitan kendaraan listrik yang dulu viral dan trending di kalangan
komunitas atau teman, sekarang sulit untuk mengulang kesuksesan yang sama di
hadapan netizen luas. Netizen secara umum mungkin sudah melihat jutaan konten
menarik lainnya setiap harinya. Mereka cenderung tidak lagi "menganggap
wow" hal-hal yang dulu dianggap luar biasa. Akibatnya, pembuat karya
rakitan jadi kurang semangat karena minim apresiasi publik yang masif. Rasanya
capek-capek bikin, tapi nggak ada yang kaget lagi.
4. Proyek Pemerintah yang Tergesa-gesa: Citra Rakitan Pun Ternoda
Dulu, jika ada proyek kendaraan listrik rakitan yang
digagas pemerintah, seperti becak listrik, itu seringkali dianggap sebagai
terobosan keren. Ide inovatif untuk transportasi ramah lingkungan.
Namun, realitanya berkata lain. Kita mungkin sudah
sering mendengar atau melihat sendiri bagaimana ratusan becak listrik hasil
proyek pemerintah ini mangkrak dan akhirnya menjadi rongsokan. Apa
sebabnya? Seringkali, pemegang proyek hanya fokus pada kuantitas produksi tanpa
mempertimbangkan kualitas komponen yang digunakan dan kesiapan
masyarakat dalam menggunakan serta merawatnya.
Yang terjadi kemudian adalah banyak kendaraan listrik
rakitan tersebut rusak, baik karena kualitas komponen yang memang kurang
mumpuni atau karena ketidaktahuan pengguna dalam merawatnya. Hasilnya? Pengguna
kecewa, dan citra kendaraan listrik rakitan jadi terpuruk di mata masyarakat.
Contoh becak listrik ini hanyalah satu dari sekian banyak program pemerintah
yang kurang tepat sasaran atau kurang matang dalam implementasinya, termasuk
program subsidi konversi yang juga menghadapi tantangan serupa. Pengalaman
pahit ini turut membentuk persepsi publik bahwa "rakitan" itu
cenderung tidak awet atau merepotkan.
Jadi, apakah karya rakitan kendaraan listrik sudah
nggak keren lagi? Mungkin istilah "keren" itu sendiri sudah
berevolusi. Dari yang tadinya diukur dari decak kagum publik, kini beralih ke
nilai fungsionalitas, legalitas, atau mungkin kepuasan pribadi sang perakit.
Kreativitas tentu tidak akan pernah mati, tapi cara kita mengapresiasinya
mungkin saja sudah berubah seiring zaman.
mantap, artikel untuk tahun 2026 sudah terbit di tahun 2025
BalasHapussupaya artikel tetap awet hingga tahun depan dong
Hapus