⚡ Mengenal Lebih Dekat CAN BUS pada Kontroler Motor
Listrik
Bagi Anda yang aktif di komunitas motor listrik, pasti
belakangan ini sering mendengar fitur CAN BUS (Controller Area Network
Bus) disebut-sebut pada spesifikasi teknis sparepart motor listrik. Fitur ini
terdengar canggih dan sangat kekinian. Namun, tahukah Anda bahwa teknologi CAN
BUS sebenarnya sudah ada sejak lama sejak tahun 1986, jauh sebelum motor listrik menjadi hype
seperti sekarang.
![]() |
| CAN BUS memungkinkan akses banyak data dari kontroller |
💡 Evolusi Komunikasi Data: Dari Banyak Kabel Menjadi
Dua
Memahami CAN BUS itu mudah: konsep utamanya
adalah menyederhanakan berbagai komunikasi data yang pada sistem lama
membutuhkan banyak kabel, kini hanya cukup menggunakan dua kabel saja.
Bayangkan sistem lama pada speedometer motor
listrik:
- Data kecepatan
dari speed sensor butuh kabel sendiri (1 kabel).
- Data tegangan (power)
baterai butuh kabel sendiri (2 kabel biasanya).
- Kabel indicator
speed mode kabel sendiri (3 kabel biasanya)
- Pengukuran arus (amper
meter) butuh kabel terpisah yang melibatkan shunt resistor dan
kabel data ke layar ( 4 kabel biasanya).
- Setiap lampu
indikator (sein, lampu jauh, dll.) mungkin memerlukan minimal satu kabel
sendiri per indikator.
Bisa dibayangkan betapa ruwet dan banyaknya kabel yang dibutuhkan jika speedometer menampilkan banyak data!.
![]() |
| can BUS cukup pakai 2 kabel saja. |
Namun, dengan CAN BUS, kerumitan itu sirna.
Hanya dengan dua kabel utama, yaitu CAN High (CAN H) dan CAN
Low (CAN L), seluruh sistem bisa memuat ribuan, bahkan jutaan informasi
yang dikirimkan. Dan CAN BUS tidak hanya berkomunikasi 2 alat point to poin
saja, melainkan dalam 2 kabel itu bisa digunakan rame-rame berbarengan dengan
alat lain tanpa terjadi tabrakan data, atau salah kirim data. Misal dalam 1
unit kendaraan ada Kontroller - BMS - VCU - Speedometer nah ke 4 alat itu bisa saling
ngobrol dengan hanya 2 kabel CAN BUS tadi.
![]() |
| CAN BUS bisa digunakan banyak alat sekaligus. |
Tidak perlu khawatir data salah alamat! Inilah keunggulan CAN BUS. Protokol ini menggunakan identifikasi data hingga 29-bit (Standar CAN 2.0B), yang memungkinkan tersedianya hingga ratusan juta alamat data unik. Dengan demikian, data dijamin aman dan pasti sampai ke komponen tujuan yang tepat. Kontroller mengirimkan data Speed sensor ke Speedo Dashboard ya sudah pasti sampai kesana, bukan masalah kesasar sampai ke BMS.
![]() |
| BMS baterai Alva Cervo, ada jaringan CAN BUS |
⚙️ Metode Komunikasi CAN BUS pada Kontroler Motor
Listrik
Dalam implementasinya pada kontroler motor listrik, CAN BUS umumnya menggunakan dua metode komunikasi utama:
1. 📢 Metode Broadcast and Subscribe
Pada metode ini, kontroler akan terus-menerus
memancarkan (broadcast) data secara periodik, terlepas dari apakah ada
perangkat lain yang membutuhkan data tersebut atau tidak. Semua alat yang telah
diatur untuk berlangganan (subscribe) data tersebut dapat langsung
menerimanya.
- Analogi: Mirip siaran Radio. Penyiar selalu
bersiaran, dan siapa pun yang mengetahui channel (alamat ID) siaran
tersebut bisa mendengarkan isinya.
- Contoh Kontroler: Beberapa kontroler seperti Kelly KLS, VOTOL,
dan juga BMS Jikong sering menggunakan metode broadcast ini.
(jika ada temen-temen yang tau info merk lain, boleh tuliskan di kolom
komentar).
![]() |
| Kellycontroller KLS, selalu broadcast 8 byte data setiap 50ms |
2. 📞 Metode Call and Response
Metode ini merupakan upaya untuk mengurangi
kepadatan (spam) jaringan data. Kontroler hanya akan mengirimkan data
jika diminta oleh perangkat lain.
- Analogi: Penyiar radio tidak bersiaran sebelum ada
request (permintaan) dari pendengar. Pendengar mengirimkan format
permintaan tertentu, dan penyiar baru akan memberikan data sesuai yang
diminta.
- Keuntungan: Metode ini mengurangi "kebisingan"
atau data spam di BUS jaringan, dan user (atau
perangkat lain) bisa memilih data penting mana saja yang ingin diambil
dari kontroler.
- Contoh Kontroler: Metode Call and Response ini salah
satunya digunakan oleh kontroler BLDC dari Kellycontroller Seri KBL.
![]() |
| contoh kontroller dengan format Call and response mengirim dengan format tertentu dan memberikan balasan byte data |
✅ Kelebihan Utama CAN BUS
- Sangat Andal dan Aman: Tahan terhadap noise (gangguan), aman dari data yang corrupt (rusak), salah data, dan masalah komunikasi lainnya.
![]() |
| Arbitasi pengecekan data CAN metode berlapis jadi aman dari corrupt dan salah data |
- Bisa untuk Multi node alat: cukup 2 kabel CAN H, CAN L maka bisa digunakan rame-rame banyak sparepart/Modul. Kontroller, VCU, BMS, Dashboar speedometer, aneka sensor bisa pakai CAN BUS Bersama dalam bersamaan waktu. Ini sangat berbeda dengan RX-TX UART biasa yang ketika digunakan banyak alat akan terjadi bising dan potensi error data, karena pusing yang antri kirim-terima data.
- Koneksi putus masih aman: Cukup menggunakan 2 kabel (CAN H dan CAN L). Bahkan, jika terjadi putus kabel di tengah operasional dan tersambung lagi saat sistem masih ON, data tetap aman dan tidak corrupt, jauh lebih baik daripada protokol lain seperti I2C atau SPI yang terkena putus pasti harus minta restart agar normal Kembali (terjadi dump crash).
- Potensi Pengembangan Tinggi: besok di masa depan, Sangat memungkinkan untuk pengembangan multifitur dan multi-komunikasi antar alat yang sangat canggih dan kompleks, namun tetap praktis dalam satu jaringan BUS.
❌ Kelemahan dan Tantangan CAN BUS
Meskipun canggih, CAN BUS juga memiliki
tantangan, terutama di dunia aftermarket motor listrik:
- Potensi Monopoli Produk: Sistem ID alamat, enkripsi, dan decoding data yang seringkali dikunci atau dirahasiakan oleh pabrik. Hal ini berpotensi menyebabkan suatu kontroler BLDC hanya cocok dipakai dengan display atau BMS merek tertentu saja. Konsep universal sparepart pun menjadi sulit diwujudkan. Mentang-mentang tidak ada substitusi sparepartnya Lalu pabrik jadi jual mahal?
- Kurang Standarisasi Antar Merek: Meskipun sama-sama menggunakan protokol CAN BUS, jika ID alamat, encoding, decoding, dan format Call and Response antar pabrikan berbeda, maka komponen tersebut tetap tidak bisa saling berkomunikasi. Ini memaksa komponen sparepart wajib dipasangkan (pairing) dengan merek atau tipe tertentu, tidak bisa ditukar silang dengan produk pabrik lain. Ngeselin ya ?.
- Tantangan Reverse Engineering: Belum ada standarisasi resmi tentang aturan ID, decoding, dan format pengolahan data untuk motor listrik. Hal ini menjadi kesulitan tersendiri bagi kalangan hobi dan teknisi independen untuk melakukan reverse engineering data CAN BUS pada suatu produk. Mengulik data dan oprek jadi makin pusing 7 keliling?.
Kesimpulan: CAN
BUS adalah terobosan komunikasi data yang membuat motor listrik lebih rapi,
canggih, dan aman. Namun, kurangnya standarisasi global saat ini menjadi
tantangan bagi fleksibilitas komponen aftermarket.
Untuk lebih jelasnya melihat praktik penggunaan CAN
BUS pada kontroler motor listrik, Anda bisa saksikan video berikut:













