Selamat Datang di website bersih tanpa iklan 👋

REKOMENDASI PEMILIHAN MICROCONTROLLER UNTUK PEMULA

  Tren Mikrokontroler 2025: Pilihan Terbaik untuk Hobi Elektronika!

Dunia elektronika hobi terus berkembang pesat, dulu kita Cuma tahu transistor, resistor, lampu LED. Eh sekarang sudah masuk ranah coding dan komputerisasi, dan jantung dari setiap proyek Jaman Sekarang adalah mikrokontroler. Di tahun 2025 ini, pilihan mikrokontroler semakin beragam, mulai dari yang super ramah pemula hingga yang canggih dengan konektivitas nirkabel bawaan. Tapi kali ini Admin tidak bahas semuanya, cukup 4 jenis yang paling umum saja ya.

ESP32, ESP8266, UNO, NANO, apa lagi ya ?



Nah, bagi temen-temen yang baru terjun atau ingin meng-upgrade 'mainan' Seni Elektronika, yuk kita bahas mikrokontroler paling populer dan mudah digunakan yang wajib kita tahu di tahun ini!



1. Arduino UNO: Gerbang Utama Para Hobiies

Ketika bicara Arduino UNO, sebenarnya kita merujuk pada sebuah Development Board yang sangat populer, di mana inti otaknya adalah mikrokontroler ATmega328P. Tapi karena namanya sudah kadung lengket di kalangan para hobiies, mari kita sebut saja "Arduino UNO".

ATMEGA328P yang dipakai di Arduino UNO


Arduino UNO memang sudah lama ada namun tetep juara bertahan untuk proyek-proyek prototipe. Desainnya yang simpel, ukuran yang agak besar, sehingga pin-pin yang mudah diakses menjadikannya pilihan utama bagi pemula. Cocok bersanding dengan Projeck board.

UNO board ARDUINO


·         Kelebihan ARDUINO UNO:

o    Sangat Ramah Pemula: Banyak sekali tutorial, forum, dan contoh kode yang tersedia online. Hampir semua masalah sudah ada solusinya di internet!

o    Ekosistem Luas: Kompatibel dengan ribuan sensor, modul, dan shield (papan ekspansi) yang mudah dipasang. Beli sensor cukup instal library dan masukkan code dari example code = BERES!!

o    Tegangan Logika 5V: Ini berarti sangat kompatibel dengan sebagian besar sensor dan komponen elektronik lama maupun baru tanpa perlu konverter tegangan.

o    (Library) Melimpah: banyak library maka banyak sekali contoh example code di ARDUINO IDE yang siap pakai. Tinggal copas edit jadi deh sesuai selera.

o    Tahan Banting: Relatif tahan terhadap kesalahan wiring pemula. Misal konslet pun cukup Ganti IC regulator bisa sembuh lagi, rusak micro cukup Ganti micro baru (misal yang versi DIP)

·         Kekurangan ARDUINO UNO:

o    Tidak Ada wifi dan Bluetooth: Untuk Wi-Fi atau Bluetooth, harus perlu menambahkan modul eksternal.

o    Ukuran Relatif Besar: Kurang cocok untuk proyek yang butuh dimensi kecil.

o    Daya Komputasi Terbatas: Cocok untuk proyek sederhana hingga menengah, tapi mungkin kurang powerful untuk tugas yang sangat kompleks atau real-time.

·         Kisaran Harga: Mulai dari Rp 70.000 hingga Rp 250.000 (tergantung merek dan kelengkapan). Versi clone umumnya lebih murah.


 


2. Arduino NANO: versi kecil dari UNO

Sama seperti Arduino UNO, Arduino NANO juga pakae mikrokontroler ATmega328P. Perbedaannya ada pada Board nya saja. Jika UNO lebih cocok disandungkan di breadboard, Sedangkan NANO didesain lebih ringkas. Sehingga ideal untuk proyek alat permanen, disolder langsung ke PCB dan masuk ke dalam wadah box kecil.

contoh proyek dengan Arduino NANO


·         Kelebihan Arduino NANO:

o    Ukuran Sangat Kompak: Jauh lebih kecil dari UNO, cocok untuk karya permanen.

o    Lebih Hemat Daya: Konsumsi daya cenderung lebih rendah berkat desainnya yang minimalis. Berani diaplikasikan di alat yang selalu ON terus (misal jam, timer, Counter, Detector, dll).

o    Jumlah Pin yang Cukup Banyak: Menawarkan pin digital D2 hingga D13 dan pin analog A0 hingga A7, memberikan fleksibilitas yang sama dengan UNO dalam form factor yang lebih kecil.

ukuran Arduino nano kecil. pin banyak.


o    Ramah untuk Pemula & Proyek Permanen: Tetap mudah digunakan seperti UNO, namun dengan footprint yang kecil membuatnya cocok untuk disolder langsung ke PCB atau ditempatkan dalam casing.

o    Kompatibilitas Penuh: Karena intinya sama, semua kode dan library Arduino UNO bisa berjalan di NANO.

·         Kekurangan ARDUINO NANO:

o    Tidak Ada wifi dan Bluetooth: Sama seperti UNO, perlu modul tambahan.

o    Gampang rusak di driver CH340: (ini hanya menurut admin ya!. Mungkin jika pada seri driver lain agak beda)

·         Kisaran Harga: Mulai dari Rp 45.000 hingga Rp 150.000.

·

 


3. ESP8266: Mulai masuk ke area Wi-Fi dan ioT

Maju sedikit ke era konektivitas, kita punya ESP8266. Mikrokontroler ini paling sering ditemukan dalam kemasan Board seperti Wemos D1, D1 MiniNodeMCULOLIN, atau Amica. Keunggulan utamanya sudah jelas: Wi-Fi terintegrasi! Ini memungkinkan proyek karya terhubung ke wifi dan internet tanpa modul tambahan yang rumit.

contoh ESP8266 pada kemasan board WEMOS D1 Mini.




ESP8266 pada kemasan NODEMCU.
pin kaki terlihat banyak namun tidak semuanya sering dipakai.

·         Kelebihan ESP8266:

o    Wi-Fi Bawaan: bisa melakukan wifi peer to peer antar alat, remote Control, Ideal untuk proyek IoT (Internet of Things), seperti smart home, pemantauan jarak jauh, atau kendali via aplikasi.

o    Harga Sangat Terjangkau: Dengan fitur Wi-Fi, harganya sangat kompetitif.

o    Ukuran Kompak (terutama Wemos D1 Mini): Banyak sekarang board ESP8266 lebih favorit disukai dalam bentuk kemasan Board Wemos D1 Mini. 

contoh karya dengan Wemos D1 mini ESP8266
pada karya hall sensor Converter BLDC motor.


o    Dapat Diprogram dengan Arduino IDE: tidak perlu mengulang belajar IDE baru, cukup instal board manager ESP866 di Arduino IDE.

·         Kekurangan ESP8266:

o    Jumlah Pin Digital Terbatas: Ini adalah kelemahan signifikan. Hanya ada beberapa pin GPIO yang tersedia.

o    Hanya Satu Pin Analog (A0): Ini bisa menjadi batasan jika proyek membutuhkan banyak pembacaan sensor analog.

o    Pin Bersyarat:  udah pin-nya sedikit 4 diantaranya bersyarat pula. Beberapa pin GPIO memiliki "syarat" khusus (misalnya, GPIO0, GPIO2, GPIO15, GPIO16) yang mempengaruhi proses booting atau memiliki fungsi internal lain. Harus ekstra hati-hati saat menggunakannya, jika tidak terpaksa lebih baik tidak usah dipakai pin bersyarat itu.


GPIO

pin

Syarat

0

D3

Jika LOW masuk mode FLASH

2

D4

Harus HIGH saat boot. Terhubung ke LED internal

15

D8

Wajib low saat boot,  ada internal pull down

16

D0

Tidak bisa PWM, tidak bisa buzzer,



o    Penamaan GPIO vs. Pin Board Tidak Sinkron: Ini seringkali membingungkan pemula. Misalnya, GPIO0 pada mikrokontroler bisa saja diprint tulis sebagai pin "D3" , GPIO 2 ditulis "D4", dan seterusnya. Ini jadi perlu lebih cermat dalam menghapal nama pinout diagram setiap board.

o    Tegangan Logika 3.3V: Meskipun banyak board seperti Wemos atau NodeMCU menyediakan pin Vin atau Vbus yang menerima 5V (dan menurunkan ke 3.3V), Tapi harus tetap ingat bahwa pin GPIO-nya bekerja pada Logic 3.3V. Ini berarti beberapa input data butuh level shifter jika ingin berinteraksi dengan sensor 5V.

·         Kisaran Harga: Mulai dari Rp 35.000 hingga Rp 100.000 (tergantung tipe board dan merek).


 


4. ESP32: Sang Raja MCU Hobbiies di Tahun 2025

Jika ESP8266 sudah bagus, maka ESP32 adalah puncaknya!.  Mikrokontroler ini sering dianggap sebagai perpaduan terbaik antara fleksibilitas pin Arduino Nano dengan konektivitas canggih ala ESP8266. Tersedia dalam berbagai bentuk, namun yang paling populer adalah ESP32 Dev Kit module (seperti Dev Kit V1 atau V4).

ESP32 pada kemasan Board DEV kits V4. tipe 38Pin.


·         Kelebihan ESP32:

o    Wi-Fi & Bluetooth Bawaan: Yes.. ESP32 punya keduanya!. Ini membuka gerbang ke proyek IoT yang lebih kompleks dan beragam, termasuk konektivitas dengan perangkat Bluetooth Low Energy (BLE).

o    Jumlah Pin yang Berlimpah: Ini adalah peningkatan besar dari ESP8266. Pada ESP32 terdapat banyak pin GPIO, pin analog ADC, DAC, kapasitif touch pins, internal sensor suhu dan banyak lagi.

contoh karya dengan ESP32



o    Daya Komputasi Tinggi: Umumnya memiliki prosesor dual-core, RAM yang besar (SRAM), dan memori Flash yang gede, sehingga mampu menangani tugas-tugas yang lebih berat dan kompleks secara paralel. Jika dibandingkan ATMEGA328P ya diatas 1 banding 100 lah ratio perbandingannya.

o    Dapat Diprogram dengan Arduino IDE: Sama seperti ESP8266, bisa tetap menggunakan Arduino IDE dan cukup instal ESP32 board manager.

o    Perlindungan Daya: Kebanyakan board ESP32 Dev Kit sudah dilengkapi regulator tegangan AMS1117, sehingga meski tegangan kerja logika 3.3V tapi pada pin VIN VCC bisa diberi daya 5V-7V dengan aman.

pada Board Dev kits bisa terdapat IC driver USB dan juga IC regulator tegangan.



·         Kekurangan ESP32:

o    Pin Bersyarat Tetap Ada: ESP32 Dev module 30 pin ataupun 38 pin semuanya ada pin bersyarat, apalagi yang 38 pin itu malah lebih banyak lagi pin bersyaratnya. Pin GPIO (seperti GPIO0, GPIO5, GPIO12, GPIO15) masih memiliki peran khusus saat booting atau bisa menyebabkan masalah jika tidak digunakan dengan benar. Kalau amannya sih 4 pin itu tidak usah dipakai, kan masih banyak sisa pin GPIO lainnya.

PIN BERSYARAT : ESP32

GPIO

Syarat

keterangan

0

LOW = FLASH mode

Tombol boot

5

Strapping Pin

Boot selector

12

Harus LOW saat start.

VDD select, LOW = 3.3V

15

Harus LOW saat start.

Internal pulldown

o    Tegangan Logika 3.3V: Sama seperti ESP8266, semua pin GPIO bekerja pada 3.3V. Pertimbangkan level shifter jika berinteraksi langsung dengan komponen 5V khususnya jika bersifat input.

o    Konsumsi Daya Sedikit Lebih Tinggi: Karena fitur yang lebih banyak dan prosesor yang lebih kuat, konsumsi dayanya bisa sedikit lebih tinggi dibandingkan ESP8266 atau Arduino saat aktif penuh. Saat wifi aktif suhu internal ESP32 bisa mencapai dari 60 derajat Celsius, sehingga wajar lebih boros.

o    Kurva Belajar Sedikit Lebih Mengerucut (untuk fitur lanjutan): Meskipun dasarnya mudah, memanfaatkan semua fitur canggihnya (misalnya, multitasking dengan RTOS, Bluetooth) membutuhkan pemahaman lebih.

·         Kisaran Harga: Mulai dari Rp 60.000 hingga Rp 200.000 (tergantung jenis board, fitur tambahan, dan merek).


 


Kesimpulan: Pilih Sesuai Kebutuhan.

·         Jika untuk pemula, tugas Sekolah atau hanya butuh platform stabil untuk prototipe sederhanaArduino UNO dan NANO adalah pilihan terbaik.

·         Jika ingin proyek IoT dengan Wi-Fi yang simple sederhana dan tidak butuh banyak pin, ESP8266 sangat ideal. Versi board WEMOS D1 MINI cocok banget.

·         Dan jika menginginkan "all-in-one" dengan Wi-Fi, Bluetooth, dan banyak pin untuk proyek kompleks, ESP32 adalah juaranya. Ya meskipun agak sedikit upgrade wawasan/pengetahuan dalam penggunaannya.


contoh ESP32 untuk kendali remote control wifi.

motor Brushed DC PWM pada mini robot.

 

Di tahun 2025 ini, Sebenarnya pilihan mikrokontroler untuk hobbiies elektronika tidak Cuma 4 itu saja. Masih banyak lagi seperti Arduino R4 minima, STM32, ARDUINO MINI/pro-Mini, ESP12, ESP01, Namun admin mohon maaf kalau hanya menyampaikan 4 yang umum itu saja.

Yang terpenting, mulailah dengan apa yang paling menarik , paling disukai dan teruslah bereksperimen. Selamat berkarya dengan Seni Elektronika kalian!

 

ENAKNYA BIKIN KARYA PROYEK APA YA??

 

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama