Bikin Sendiri Sensor Voltase? Indicator Baterai? Gampang Kok, Yuk Kita Pelajari!
Sering lihat indikator baterai di motor listrik kita? Atau tampilan voltase di dashboard digital mmotor Listrik, MOPED, atau Cuma pada digital led voltmeter biasa? Kelihatannya ribet ya? Padahal, di balik semua itu ada satu prinsip dasar yang super simpel dan bisa banget kita pelajari sendiri: Voltage Divider atau Pembagi Tegangan. Ya, betul! Voltmeter digital, panel LCD display canggih, semua itu seringkali cuma mengandalkan trik sederhana ini. Penasaran gimana cara kerjanya dan kita bisa bikin sendiri? Yuk, kita bongkar!
Voltmeter Digital dan Panel Canggih Itu Sebenarnya Sederhana!
Mungkin kita berpikir, "Wah, pasti butuh alat
mahal dan ilmu tingkat tinggi nih untuk memperlajari atau servis sebuah sensor
voltase baterai motor listrik yang 48-72 Volt itu. " Eits, jangan salah!
Mayoritas voltmeter digital, termasuk yang biasa dijual di Online shop marketplace
bekerja dengan konsep yang sangat sederhana. Intinya, mereka
"menurunkan" tegangan tinggi menjadi tegangan yang lebih rendah dan
aman untuk dibaca oleh mikrokontroler. Nah, alat penurun tegangan ini namanya Voltage
Divider. Bukan DC converter, Bukan step down ataupun IC regulator yang
komplek.
Apa Sih Voltage Divider Itu?
Dalam dunia listrik, Voltage Divider itu ibarat
"pengatur" tegangan. Ini adalah sirkuit sederhana yang terdiri dari dua
buah resistor yang disusun secara seri. Fungsinya untuk membagi tegangan
input tinggi menjadi tegangan output yang lebih rendah dan proporsional untuk
diolah datanya.
Di mana:
·
V_out = Tegangan output
yang akan dibaca mikrokontroler
· V_in = Tegangan input yang mau kita ukur
(misalnya dari baterai motor listrik, atau output VCC kunci kontack)
·
R_1 = Nilai resistor
pertama
·
R_2 = Nilai resistor
kedua
Dengan mengatur perbandingan nilai R_1 dan R_2, kita
bisa mendapatkan V_out yang sesuai dengan batas kemampuan mikrokontroler kita.
Menghitung Resistor untuk Mikrokontroler Kita
Setiap mikrokontroler punya batas tegangan input yang
aman. Misalnya, Arduino umumnya bekerja pada 5V, sedangkan ESP32 atau
ESP8266 biasanya pada 3.3V. Jadi, tegangan output dari Voltage Divider kita
tidak boleh melebihi batas ini.
Mari kita hitung nilai resistor yang ideal untuk
berbagai voltase baterai:
Hitung Mudah, Masukkan angka dibawan ini
Pilih tegangan baterai dan jenis microcontroller, lalu lihat rekomendasi nilai resistor.
nilai resistor tidak harus sama, cukup mendekati.
atau boleh dirangkai seri dengan VR untuk adjust settingan.
Power watt resistor?: Selalu gunakan resistor
dengan daya (wattage) yang cukup untuk menahan panas. Sejauh ini kita
praktek, resistor 0.25W sudah cukup, bahkan resistor SMD juga aman. Tidak perlu
harus pertimbangkan 0.5W atau 1W. Selalu lakukan uji coba dan verifikasi dengan
multimeter untuk cek AMPER.
ingin Contoh Program Sederhana di Arduino IDE (Bahasa C++) ?
Setelah kita tahu nilai resistornya dan merangkai
Voltage Divider, sekarang saatnya "otak" si mikrokontroler membaca
tegangan itu. Kita akan pakai Analog-to-Digital Converter (ADC) yang
ada di mikrokontroler.
Misalnya kita menggunakan Arduino dengan pin
analog A0, A1, A2, dst untuk membaca tegangan dari Voltage Divider.
Untuk ESP32 bisa pakai pin VP, VN, 34, 35. Untuk ESP8266 bisa pakai pin A0.
Kita akan menggunakan nilai resistor R_1=82k dan R_2=10k untuk
baterai 48V.