Selamat Datang di website bersih tanpa iklan 👋

SUBSIDI MOTOR LISTRIK TIDAK EFEKTIF?

 

Subsidi Motor Listrik: Solusi atau Malah Bikin Rugi?

WARNING: ARTIKEL INI CUMA OPINI ADMIN.

Pernah nggak sih kalian merasa sebuah niat baik malah berujung nggak sesuai harapan? Nah, kayaknya itu yang terjadi sama program subsidi motor listrik di Indonesia beberapa tahun terakhir. Ya itu menurut saya pribadi.


SUBSIDI MOTOR LISTRIK


Awalnya sih niatnya bagus, pemerintah ingin mendorong transisi ke kendaraan listrik. Supaya lebih ramah lingkungan, hemat BBM, dan tentu aja lebih kekinian. Jadi, dikasihlah subsidi biar harga motor listrik lebih terjangkau. Tapi, kenyataan di lapangan… nggak semanis yang dibayangkan.

 

Dulu, Motor Listrik Itu “Eksklusif dan KEREN!”

Sebelum subsidi ramai-ramai digelontorkan, orang yang punya motor listrik itu bisa dibilang benar-benar NIAT. Mereka nabung dulu, cari informasi dulu, join aneka grub komunitas kendaraan Listrik,  bandingin berbagai merk, bahkan sampai belajar soal perawatan baterai, sistem kelistrikan, Dengan tujuan agar cara pakai yang benar dan bisa bermanfaat. Karena, ya memang motor listrik bukan seperti motor bensin biasa. Butuh perlakuan yang berbeda.

Hasilnya? Pengguna motor listrik waktu itu kebanyakan puas. Jarang banget ada keluhan besar. Rusak? Ya ada sih, tapi dengan pengetahuan user saat itu kerusakan kecil langsung easy diperbaiki sendiri. Misal ada kerusakan besar, y aitu bukan karena kesalahan user pemakai lah. Karena penggunanya udah siap secara pengetahuan dan cara merawatnya bagaimana. Jadi motor listriknya pun awet, performa terjaga, puas dan Bangga.

 

Datanglah Era Subsidi… dan Mulailah Masalahnya

Begitu subsidi diberlakukan, semua orang jadi bisa beli motor listrik. Masyarakat yang tadinya nggak tertarik pun jadi tergiur karena harganya jadi lebih murah. Kredit cicilan juga bermunculan, Bahkan ada yang berkepikiran, “Motor listrik cuma segini sudah dapat? Langsung beli lah, coba coba dulu!”. Politron FOX R, Uwimfly, GESITS, SELIS,  semuanya langsung menghiasi jalan raya sekitar kita.




TAPI SAYANGNYA

Tapi sayangnya, mayoritas pembeli baru ini nggak punya waktu (atau niat) buat belajar dulu. Mereka asal pakai. Nggak ngerti soal baterai yang harus di-charge dengan benar. Nggak paham kalau motor listrik nggak cocok buat dikasih beban berat terus-menerus. Nggak tahu bahwa service dan perawatan motor listrik beda sama motor bensin.

Akhirnya? Banyak yang rusak. Banyak yang kecewa. Dan yang lebih parah — banyak yang menyebarkan opini negatif: “Ah, motor listrik jelek. Cepet rusak. Nggak kuat nanjak. Nggak worth it.”

 

Citra Rusak, Penjualan Anjlok

Di tahun 2025 ini, subsidi udah berakhir. Harga kembali normal. Tapi sayangnya, damage has been done. Opini buruk udah terlanjur menyebar. Masyarakat jadi ragu lagi buat beli motor listrik.

motor listrik? Ah gampang rusak, sparepart mahal.

 

Padahal sebenernya, kendaraan listrik itu bagus kok. Tapi ya itu tadi… harus dipakai dan dirawat dengan cara yang tepat. Dan seharusnya, edukasi berjalan seiring dengan program subsidi, bukan cuma asal kasih potongan harga 7 juta gitu.

 

Sekarang? Banyak penjual yang sampai banting harga demi stok laku. Kemarin saya ditawarin borong sepeda Listrik moped Cuma seharga 900rb an, dan suruh jual ulang 1.5-2jt an, ini harga yang bener-benar anjlok. Harga yang banting murah parah bahkan lebih murah daripada harga asli di Cina sana. Meski sudah dibating harga semurah itu, Tapi tetap aja, pembeli udah ogah-ogahan beli. Karena di mata mereka, motor listrik udah keburu dinilai “gagal”, berita negative kecewa pakai sudah terlanjur menyebar.

 

Jadi, Solusi atau Malah Merugi?

Nah, balik ke pertanyaan awal: subsidi motor listrik ini solusi atau malah  merugi?

Kalau dilihat dari sisi niat dan potensi jangka panjang, ini seharusnya bisa jadi solusi. Tapi karena eksekusinya kurang siap, terutama dari sisi edukasi dan pembinaan pengguna, akhirnya malah jadi bumerang.



Sekarang PR-nya adalah: gimana caranya kita bisa balikin lagi citra positif kendaraan listrik? Perlu kerja keras dari pemerintah?, produsen?, atau sampai komunitas pengguna?  Bagaimana untuk bangun kepercayaan masyarakat lagi.


 

Kalau kamu pembaca punya pengalaman pribadi soal motor listrik, atau pendapat beda tentang subsidi ini, ayuk ceritain di kolom komentar!

Siapa tahu bisa jadi bahan diskusi bareng.

 

Salam Go Green

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama